Tags: Asian Cinema, Chayanop Boonprakob, Jirayu La-ongmanee, Movies, Nattasha Nauljam, Pachara Chirathivat, Review, SuckSeed, SuckSeed ห่วยขั้นเทพ), SuckSeed Huay Khan Thep
Naskah cerita SuckSeed bukanlah
sebuah naskah cerita yang orisinal. Sutradara film ini, Chayanop
Boonprakob, sebelumnya pernah mengarahkan beberapa film pendek yang
diberi judul sama dan mengisahkan mengenai usaha beberapa kelompok musik
rock muda Thailand dalam mencapai impian mereka. Film-film pendek
tersebut sempat ditayangkan di Thai Short Film & Video Festival
sebelum akhirnya menarik minat rumah produksi GMM Thai Hub untuk
kemudian mengembangkannya menjadi sebuah film layar lebar. Bersama
dengan penulis naskah Thodsapon Thiptinnakorn, Nottapon Boonprakob,
Siwawut Sewatanon dan Panayu Kunvanlee, Boonprakob kemudian menggubah
jalan cerita asli SuckSeed menjadi sebuah drama yang juga bersentthan dengan tema persahabatan dan percintaan remaja.
Filmnya
sendiri berkisah mengenai persahabatan antara Ped (Jirayu La-ongmanee)
dan Koong (Pachara Chirathivat) yang telah terjalin semenjak kecil.
Koong sendiri semenjak lama telah hidup dalam bayang-bayang saudara
kembarnya, Kay, yang lebih populer dan terkenal karena bakat
bermusiknya. Tidak mau terlalu lama hidup dalam bayang-bayang tersebut,
Koong kemudian mengajak Ped dan Ex (Thawat Pornrattanaprasert) untuk
membentuk sebuah kelompok musik rock guna menyaingi kelompok musik yang
digawangi oleh Kay sekaligus untuk menarik perhatian para wanita. Jelas
saja bukan sesuatu hal yang mudah mengingat ketiganya masih memiliki
kemampuan musik yang sangat terbatas.
Singkat cerita, penampilan mereka di
sebuah acara sukses membuat banyak anak-anak di acara tersebut menangis
karena buruknya penampilan mereka. Pun begitu, mereka berhasil menarik
perhatian Ern (Nattasha Nauljam), seorang gadis yang dulu pernah disukai
oleh Ped di masa kecilnya. Karena kemampuan dan pengalamannya dalam
bermain gitar, Ern kemudian diajak turut bergabung dalam kelompok musik
tersebut dengan tujuan agar mereka dapat lolos seleksi kompetisi bakat
kelompok musik tingkat sekolah menengah atas di Thailand. Awalnya,
kedatangan Ern di kelompok musik tersebut mampu meningkatkan kualitas
bermusik mereka. Namun masalah kemudian datang ketika Koong mulai merasa
jatuh hati terhadap Ern yang jelas saja membuat Ped merasa tidak nyaman
karena masih memendam rasa sukanya terhadap gadis tersebut.
Terlepas dari jalan cerita yang mengisahkan mengenai perjuangan sekelompok remaja dalam mengejar impian bermusik mereka, SuckSeed sendiri hampir tidak memiliki sesuatu elemen yang istimewa dalam jalinan naskah ceritanya. Pun begitu, SuckSeed
mampu memadukan unsur musikal, drama dan komedi yang ada dalam
ceritanya dengan begitu lancar sehingga film ini mampu bergerak dengan
cukup baik. SuckSeed juga diisi deretan karakter yang akan
mampu menjalin hubungan emosional dengan setiap orang. Karakter-karakter
ini digambarkan dengan ‘begitu remaja’ namun tetap memiliki jalan
pemikiran yang akan mampu membuat para penonton dewasa juga tidak merasa
ditinggalkan.
Selain jalan ceritanya yang ringan namun sangat menghibur, kesuksesan SuckSeed
juga terjadi karena andil pengarahan Boonprakob yang mampu menghadirkan
ritme cerita yang dinamis. Tidak hanya itu, Boonprakob juga
menghadirkan deretan kelompok musik rock Thailand untuk mengisi langsung
ilustrasi musik pada beberapa adegan di film ini dan menghadirkannya
dengan begitu komikal dan jenaka. Musik dan lagu-lagu yang dihadirkan
juga cukup catchy yang sekaligus semakin mendukung tingkat
kenikmatan penonton dalam menyaksikan film ini. Durasi yang mencapai 130
menit memang terkesan terlalu panjang. Hal ini diakibatkan oleh
beberapa ekstensi yang terasa dilakukan oleh Chayanop Boonprakob pada
beberapa plot cerita dan adegan SuckSeed yang sebenarnya tidak begitu dibutuhkan dan dapat dibuang tanpa mempengaruhi esensi cerita secara keseluruhan.
Tentu saja, daya tarik utama film ini
berada pada jajaran pemerannya yang begitu mampu menghidupkan karakter
mereka. Walaupun berperan sebagai Ped yang memiliki karakter begitu
‘sempurna,’ Jirayu La-ongmanee mampu menjadikan Ped tidak terlihat naif
dan mengesalkan. Begitu pula dengan Pachara Chirathivat yang memerankan
karakter Koong yang banyak memiliki perbedaan sifat dengan Ped. Walau
digambarkan sebagai karakter dengan emosional yang masih meledak-ledak,
Jirathiwat mampu menghadirkan Koong sebagai energi kesenangan utama
dalam film ini. Begitu pula aktris muda Nattasha Nauljam yang mampu
tampil tidak hanya sebagai pemanis serta Thawat Pornrattanaprasert yang
walaupun memiliki porsi peran yang kecil tetap mampu membawakan karakter
Ex dengan baik.
Harus diakui, akan sangat sulit untuk tidak merasa jatuh cinta terhadap SuckSeed,
sebuah film drama komedi romantis mengenai sekelompok remaja Chiang
Mai, Thailand, dalam menghadapi permasalahan hidup mereka: mulai dari
tantangan yang muncul ketika mereka hendak membentuk sebuah kelompok
musik, kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan, rasa cinta yang
terpendam semenjak lama hingga berbagai aral yang melintangi jalur
persahabatan mereka. Jalan ceritanya berjalan sederhana, namun mampu
tergarap dengan rapi dan begitu mengena. Ditambah dengan iringan musik
rock dari deretan band papan atas Thailand yang begitu mudah untuk
dinikmati, SuckSeed akan mampu mengembalikan berbagai kenangan
manis masa-masa sekolah dari setiap penontonnya sekaligus tampil begitu
menarik sebagai sebuah film drama komedi yang ditujukan untuk pangsa
pasar remaja.
SuckSeed (SuckSeed Huay Khan Thep) (2011)
Directed by Chayanop Boonprakob Produced by Jira Maligool, Chenchonnee Soonthornsaratul, Suvimon Techasupinun, VanrideePongsittisak Written by Chayanop Boonprakob, Thodsapon Thiptinnakorn, Nottapon Boonprakob, Siwawut Sewatanon dan Panayu Kunvanlee Starring Jirayu La-ongmanee, Pachara Chirathivat, Nattasha Nauljam, Thawat Pornrattanaprasert Music by Vichaya Vatanasapt Cinematography Naruphol Chokanapitak Editing by Panayu Konvanlee Studio GMM Thai Hub Running time 130 minutes Country Thailand Language Thai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar